Data BKKBN menyebutkan bahwa dalam setahun ada 800 ribu remaja melakukan aborsi. Ini menunjukkan bahwa dalam sehari ada 2200 anak remaja melakukan aborsi. Nauzubillah. Mengapa hal ini bisa terjadi. Apa solusinya? Berikut liputannya.
Seorang dukun pijat terpaksa diamankan karena melakukan aborsi terhadap remaja yang masih berusia 14 tahun. Warga Dusun Semendi Polai, Kecamatan Tongas, Probolinggo, ini dilaporkan setelah korbannya pendarahan hebat dan dibawa ke RSU dr Saleh Kota Probolinggo.
Pelaku yakni Senenti (65) atau akrab dipanggil Mbok Yam. Informasi yang dihimpun, pasien Mbok Yam mulai luar desa hingga luar kota selalu berhasil ditanganinya. Namun, saat menangani korban, polisi langsung menuju rumah Mbok Yam.
Rupanya, warga tidak cukup banyak tahu jika beberapa tahun belakangan ini Mbok Yam juga berpraktik sebagai dukun aborsi.
Petugas RSU dr Saleh yang melihat kondisi korban langsung menghubungi polisi. Dari informasi itu, petugas dari Polres Probolinggo bergerak melakukan penyelidikan dan menuju rumah Mbok Yam. Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan terhadap Mbok Yam di rumahnya, polisi mendapati bungkusan berisi orok. Polisi lalu membawa Mbok Yam ke Mapolresta Probolinggo untuk diperiksa lebih lanjut
Sejauh ini polisi terus melakukan pendalaman kasus praktik aborsi Mbok Yam, untuk mengetahui sejauh mana telah melakukan praktik aborsi dan dengan siapa saja yang ikut membantunya.
Polisi menduga, praktik aborsi Mbok Yam sudah cukup lama dan sudah banyak korbannya. Indikasi itu kian menguat karena ada pengakuan dari tersangka bahwa dirinya pernah menerima tamu perempuan asal Jember, Malang, dan Surabaya.
Sepak terjang Senenti akhirnya terhenti setelah pasiennya berinisial TS mengalami pendarahan hebat pada 11 Desember 2013 lalu. Remaja 14 tahun itu harus menjalani perawatan intensif di RS Tongas.
Pihak rumah sakit yang menangani berkoordinasi dengan polisi karena berdasarkan hasil pemeriksaan dokter pendarahan itu akibat upaya aborsi. Saat upaya pengguguran, usia kandungan TS antara lima hingga enam bulan.
Senenti dicokok di kediamannya pada Senin 16 Desember 2013. Tetangganya bernama Sulastri (60) pun turut dibawa dan ikut dijadikan tersangka karena membantu praktik ilegal itu. Sejak penangkapan hingga padi tadi, sudah 23 janin yang ditemukan terkubur di rumah Senenti.
DUA JUTA ABORSI
Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah dr Hartono Hadisaputro SpOG menyatakan, pihaknya mengusulkan ada tempat aborsi yang aman dan dilindungi sebab dewasa ini masih cukup banyak aborsi ilegal.
Dalam diskusi bertajuk aborsi aman dan hak kesehatan reproduksi perempuan di Kantor PKBI Jateng Jl Jembawan Semarang, belum lama ini ia menyatakan, di Indonesia diperkirakan terdapat 2,5 juta kasus aborsi setiap tahunnya.
Tingginya angka kasus tersebut sebagai pengaruh dari kasus kehamilan tidak diinginkan yang dialami oleh perempuan, termasuk di dalamnya remaja dan ibu rumah tangga."Karena itu kami mengusulkan adanya perda aborsi." tuturnya.
Kepala BKKBN Sugiri Syarief sangat khawatir karena sebagian besar kasus aborsi dilakukan oleh remaja. Maka oleh itu, menurutnya remaja perlu mendapatkan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi."Secara khusus kita memang tidak punya angka aborsi di indonesia. Tapi diduga kasus aborsi trennya meningkat,"kata Sugiri Syarief di Jakarta.
Berdasarkan data yang dikeluarkan BKKBN, diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di indonesia mencapai 2,4 juta jiwa. Bahkan, 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja. Kalau dirata-rata perhari, berarti ada 2200 remaja lebih dalam sehari melakukan aborsi di Indonesia. Beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja. Seperti di Surabaya tercatat 54 persen, Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan.
Dalam menghadapi tantangan ini, Sugiri menegaskan bahwa remaja membutuhkan konseling agar tidak melakukan seks pra nikah. "Cara yang baik mencegah aborsi adalah dengan memberikan pemahaman kepada remaja. BKKBN secara bertahap melakukan Genre Goes to Campus dan Genre Goes to School yang telah dilakukan dibeberapa kota/provinsi. Kegiatan ini bisa kita lihat dari hasil launching Genre ini, kita akan buat target. Meskipun tidak mungkin sampai zero setidaknya angka aborsi bisa turun."kata Sugiri.
Sumber : Majalah "Nurani" Edisi 673
Kepala BKKBN Sugiri Syarief sangat khawatir karena sebagian besar kasus aborsi dilakukan oleh remaja. Maka oleh itu, menurutnya remaja perlu mendapatkan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi."Secara khusus kita memang tidak punya angka aborsi di indonesia. Tapi diduga kasus aborsi trennya meningkat,"kata Sugiri Syarief di Jakarta.
Berdasarkan data yang dikeluarkan BKKBN, diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di indonesia mencapai 2,4 juta jiwa. Bahkan, 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja. Kalau dirata-rata perhari, berarti ada 2200 remaja lebih dalam sehari melakukan aborsi di Indonesia. Beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja. Seperti di Surabaya tercatat 54 persen, Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan.
Dalam menghadapi tantangan ini, Sugiri menegaskan bahwa remaja membutuhkan konseling agar tidak melakukan seks pra nikah. "Cara yang baik mencegah aborsi adalah dengan memberikan pemahaman kepada remaja. BKKBN secara bertahap melakukan Genre Goes to Campus dan Genre Goes to School yang telah dilakukan dibeberapa kota/provinsi. Kegiatan ini bisa kita lihat dari hasil launching Genre ini, kita akan buat target. Meskipun tidak mungkin sampai zero setidaknya angka aborsi bisa turun."kata Sugiri.
Sumber : Majalah "Nurani" Edisi 673
0 Response to "ASTAGFIRULLAH, SEHARI 2000 REMAJA ABORSI"
Post a Comment