Kementerian Perhubungan RI telah mengeluarkan data mengenai proses hilangnya kontak dengan pilot Air Asia QZ8501. Komunikasi sempat terjalin antara pihak air traffic control (ATC) dengan sang pilot.
Pada mulanya, pesawat berangkat dari Surabaya. Setelah mencapai ketinggian empat ribu kaki, pesawat menghubungi ATC di Tower Bandara Juanda. Kemudian pesawat melalui jalur penerbangan M-635. Jalur ini dikenal ‘bebas hambatan’. Jalur yang mudah dilalui. Setiap penerbangan asing biasa melalui jalur ini.
Pesawat kemudian melaju menuju ketinggian 32 ribu kaki. Kemudian mengontak ATC Makassar melaporkan ketinggian yang dilewati sebanyak itu. Pesawat kemudian ditransfer dari komunikasi dengan radar Makassar menuju radar Jakarta.
Pada pukul 06.11.40 detik, Air Asia QZ8501 pertama kali mengontak radar Jakarta atau ACC Jakarta dengan menyatakan ketinggian tetap pada 32 ribu kaki dengan kode transponder pesawat pada radar 7001. Pesawat meminta belok ke kiri meninggalkan jalur M-635. ATC memberi izin belok ke kiri.
ATC kemudian merespon pesawat terdeteksi di radar dengan ketinggian 32 ribu kaki dan meminta pilot melapor apabila sudah clear dengan cuaca. Lima belas detik kemudian pilot menjawab akan melapor sesuai permintaan dan bertanya, apakah bisa naik lebih tinggi. ATC merespon level berapa yang diinginkan. Pukul 06.12.05 pilot menjawab akan naik pada ketinggian 38 ribu kaki.
Pilot diminta stand by pada ketinggian yang ada sambil menunggu koordinasi. ATC memerlukan waktu untuk memeriksa pesawat yang ada di sekitar QZ8501 dan menerapkan standard separasi untuk menjamin keselamatan penerbangan.
ATC Jakarta berkoordinasi dengan Makassar dan Singapura untuk mengetahui apakah diatas ketinggian 32 ribu kaki ada pesawat melintas. Nah, pada pukul 06.14.34 ATC Jakarta menyatakan kembali agar pilot stand by di ketinggian yang dilewati, karena ada pesawat Garuda, GA 500 Jakarta – Pontianak pada ketinggian 35 ribu kaki yang akan memotong jalur. Sayangnya, pilot Air Asia itu sudah tidak merespon.
Pukul 06.16.49 ATC Jakarta menghubungi pilot agar pesawat naik pada ketinggian 34 ribu terlebih dahulu. Delapan kali ATC Jakarta menghubungi, namun tidak ada jawaban . Tiga detik kemudian pesawat Air Asia QZ8501 dinyatakan hilang kontak.
Pada pukul 06.18.00 pesawat itu hilang dari radar. ATC Jakarta kemudian meminta bantuan pesawat sekitar lokasi QZ8501 untuk membantu komunikasi. Ternyata tidak bisa. Pada pukul 7.08, Air Asia QZ8501 dinyatakan menghilang. Barulah Basarnas dihubungi untuk mencari.
Sumber : republika.co.id
0 Response to "Pembicaraan Pilot Air Asia Sebelum Hilang Kontak"
Post a Comment